Khalid Bin Walid – Pedang Allah (kisah 4)

Sungguh pun begitu pasukan-pasukan Quraisy memulai pertempuran dengan baik. Tetapi setelah orang-orang Islam mulai menguatkan pertahanan mereka, Pasukan quraisy telah gagal untuk mempertahankan tanah yang mereka injak. Kekuatannya menjadi kucar-kacir. Mereka lari cerai-berai. Peristiwa Badar berulang kembali di Uhud. Saat-saat kritikal sedang mengancam orang-orang Quraisy. Tetapi Khalid bin Walid tidak gentar dan jiwanya tetap teguh. Dia mengumpulkan kembali anak buahnya dan mencari kesempatan baik guna melakukan serangan. Melihat orang-orang Quraisy cerai-berai, pemanah-pemanah yang bertugas ditanah genting tidak tahan hati. Pasukan Islam tertarik oleh harta perang, harta yang ada pada mayat-mayat orang-orang Quraisy. Tanpa pikir panjang akan akibatnya, sebagian besar pemanah-pemanah, penjaga tanah genting meninggalkan posisinyanya dan menyerbu kelapangan. Pertahanan tanah genting menjadi kosong. Khalid bin Walid dengan segera melihat kesempatan baik ini. Dia menyerbu ke tanah genting dan mendesak masuk. Beberapa orang pemanah yang masih tinggal dibunuh. Tanah genting dikuasai oleh pasukan Khalid dan mereka menjadi tempat untuk menggempur pasukan Islam dari belakang. Dengan kecepatan yang tak ada taranya Khalid masuk dari garis belakang dan menggempur orang Islam dipusat pertahanannya. Melihat Khalid telah masuk melalui tanah genting, orang-orang Quraisy yang telah lari cerai-berai berkumpul kembali dan mengikuti jejak Khalid menyerbu dari belakang. Pemenang-pemenang antara beberapa minit yang lalu, sekarang telah terkepung lagi dari segenap penjuru, dan situasi mereka menjadi gawat. Khalid bin Walid telah merubah kemenangan orang Islam di Uhud menjadi suatu kehancuran. Mestinya orang-orang Quraisylah yang kalah dan cerai-berai. Tetapi karena gemilangnya Khalid sebagai ahli siasat perang, kekalahan-kekalahan telah ditukar menjadi satu kemenangan. Dia menemui kelemahan pertahanan orang Islam. Hanya pahlawan Khalidlah yang dapat mencari saat-saat kelemahan lawannya. Dan dia pula yang sanggup menarik kembali tentera yang telah cerai-berai dan memaksanya untuk bertempur lagi. Seni perangnya yang luar biasa inilah yang mengungkap kekalahan Uhud menjadi suatu kemenangan bagi orang Quraisy. Ketika Khalid bin Walid memeluk Islam Rasulullah sangat bahagia, kerana Khalid mempunyai kemampuan berperang yang dapat digunakan untuk membela Islam dan meninggikan kalimatullah dengan perjuangan jihad. Dalam banyak kesempatan peperangan Islam Khalid bin Walid diangkat menjadi panglima perang dan menunjukan hasil gemilang atas segala upaya jihadnya. Betapapun hebatnya Khalid bin Walid di dalam medan pertempuran, dengan berbagai luka yang menyiat badannya, namun ternyata kematianya diatas katil. Betapa menyesalnya Khalid harapan untuk mati syahid dimedan perang ternyata tidak tercapai dan Allah menghendakinya mati di atas tempat tidur, sesudah perjuangan membela Islam yang luar biasa itu. Demikianlah kekuasaan Allah. Manusia berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya sesuai dengan kemahuan-Nya.

Leave a comment